Arsip untuk Mei, 2011

Industri dan Penguatan Karakter Bangsa

Oleh Maman Abdurrokhman

Perkembangan kemajuan negara-negara di dunia dalam berbagai bidang, terlebih sektor industri, telah mendorong sebuah era baru perekonomian dan hubungan antarnegara di dunia.

Revolusi Industri membawa akibat yang sangat luas dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Salah satunya adalah timbul dan berkembangnya kapitalisme modern. Dalam kapitalisme modern ini, si kapitalis merupakan produsen,pedagang sekaligus distributor. Sebagai produsen, dia membutuhkan bahan mentah untuk kebutuhan industri. Sebagai pedagang dan distributor, dia membutuhkan pasar.

Untuk menjamin kebutuhan-kebutuhan itu,dia memengaruhi politik di negaranya agar mendapat “tanah-tanah jajahan” yang dapat digunakan sebagai sumber pengambilan bahan mentah dan pasar barang industri. Jika disimak lebih jauh, disadari atau tidak posisi, Indonesia dalam era perindustrian dan hubungan antarnegara di dunia (masih) menjadi sumber bahan mentah industri yang murah dan pasar barang industri yang potensial, atau dengan kata lain kita (masih) terjajah dengan kapitalisme modern.

Kapitalisme modern mengajarkan paham liberalisme yang melahirkan semangat individualisme. Bagi Indonesia, paham liberalisme berikut sistem ekonomi pasar bebasnya yang dibawa serta oleh globalisasi,jelas bertentangan dengan karakter bangsa. Dalam liberalisme, posisi rakyat direduksi menjadi sekadar marginal residual, sementara kepentingan individu diposisikan sebagai sentral substansial.

Hal ini bertentangan dengan demokrasi Indonesia yang berdasarkan paham kerakyatan yang menempatkan asas bersama dan menjadikan “bhinneka”(pluralistis) akan menjadi “tunggal ika”. Atas dasar karakter bangsa yang dimiliki yaitu semangat “Bineka Tunggal Ika” yang disatukan dengan falsafah dasar bangsa Indonesia yaitu Pancasila dan terejawantahkan dalam UUD 1945, maka penguatan karakter diri menjadi satu hal yang sangat penting.

Bagaimana jati diri sebuah bangsa,kecintaan yang mendalam terhadap Nusantara Raya mampu melahirkan daya saing bangsa yang mumpuni hingga mampu berdikari, menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan penguatan sektor industri dalam negeri. Penguatan industri dalam negeri tidak hanya didasari semangat bisnis atau keuntungan pragmatisme, tapi lebih dari itu, semangat untuk menjadi bangsa yang maju dan berkarakter, mencapai kesejahteraan bersama atas harkat, derajat, dan martabat sebagai sebuah bangsa.

Hal ini pernah dilakukan Jepang melalui “Restorasi Meiji”-nya hingga menjelma menjadi negara industri terbesar di dunia. Bagaimana dengan Indonesia melalui Pancasila dan “Bineka Tunggal Ika”. (Sumber: Harian Seputar Indonesia, 28 Mei 2011)

Tentang Penulis:
Maman Abdurrokhman, Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin UI, Ketua Umum BEM FTUI 2010, Penerima Beasiswa Aktivis LPI-DD



ISSN 1979-9373
ISSN GagasanHukum.WordPress.Com

ARSIP

KLIK TERTINGGI

  • Tidak ada

STATISTIK PENGUNJUNG

  • 2.680.254 hits
Mei 2011
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031