Arsip untuk Mei 10th, 2012

Sinergi Peran Mahasiswa-Pemerintah

Oleh R Moh Nurgiri

Banyak hal yang seharusnya bisa dilakukan mahasiswa.Namun, di Indonesia sekarang ini apa yang bisa dilakukan mahasiswa? Saat sebagian besar dari mereka berasal dari golongan borjuis manja,yang hanya mementingkan kesenangan pribadi.

Atau kalau tidak, mereka berasal dari golongan menengah yang orientasi mereka juga kurang lebih sama dengan golongan yang pertama. Setelah lulus yang mereka pikirkan hanya bagaimana caranya untuk mendapat uang sebanyak-banyaknya, bagaimanapun caranya. Sangat ironis sekali melihat mahasiswa seperti itu.Mereka ternyata mengisi sebagian besar bangku universitas-universitas terbaik di negeri ini.

Memang di sini untuk mendapatkan kualitas pendidikan terbaik selalu dibutuhkan biaya yang sangat mahal, baik untuk uang kuliah maupun biaya hidup.Akibatnya orang yang miskin tidak mempunyai potensi untuk berkembang menjadi pemimpin dan layak mendapatkan pendidikan tinggi. Keadaan ini jelas menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua, terutama dua kelompok utama dalam kasus ini,yaitu pemerintah dan mahasiswa. Ini permasalahan klise yang selalu mencuat dari masa ke masa.

Pemerintah harus mencari cara menyediakan pendidikan bermutu dan dapat dijangkau rakyat. Memang sejak kemerdekaan, pendidikan rakyat Indonesia semakin baik. Namun, tetap saja pendidikan dengan kualitas terbaik belum bisa dinikmati orang-orang miskin, apalagi untuk mereka yang ada di luar Jawa.Mereka mungkin bersekolah, tapi bagaimana kualitas sekolah mereka? Mulai dari fasilitas sampai kualitasguru seadanya.

Bagaimana mungkin menciptakan kualitas manusia yang baik dengan kondisi seperti itu. Dengan sekian banyak masalah yang dihadapi pemerintah, muncul pekerjaan rumah bagi mahasiswa. Mahasiswa harus melakukan pembuktian diri bahwa mereka bukanlah anak-anak yang hanya berpangku tangan pada orang tua.Mereka harus bisa memberikan sumbangan nyata kepada rakyat dan tidak hanya pintar berbicara.

Mereka harus bisa benar-benar turun melihat realita yang ada di masyarakat, dan merasakan (berempati) betapa kompleks kesulitan hidup yang dihadapi kaum papa. Dengan begitu, mereka dapat berperan sesuai porsinya yaitu benar-benar dengan hati memperjuangkan hak-hak rakyat melalui tindakan nyata maupun kritik-kritik yang membangun kepada pemerintah.Itu tidak hanya dijadikan ajang eksis seperti yang selama ini banyak terjadi. (Sumber: Seputar Indonesia, 9 Mei 2012).

Tentang penulis:
R Moh Nurgiri, Mahasiswa Antropologi,Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia; Anggota HMI FISIP UI.



ISSN 1979-9373
ISSN GagasanHukum.WordPress.Com

ARSIP

KLIK TERTINGGI

  • Tidak ada

STATISTIK PENGUNJUNG

  • 2.679.301 hits
Mei 2012
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031